-->

Jumat, 21 Juli 2017

HTI, Adyaksa Dault, Setya Novanto dan Strategi Jokowi Tutup Pintu Bakar Lumbung Penuh Tikus

Setya Novanto yang menjadi tersangka korupsi E-KTP, kini menghadapi serangan internal di Golkar. Selain di internal Golkar, Setya Novanto pun akan menghadapi serangan dari DPR. Langkah DPR menggenjot pansus KPK adalah wujud perlawanan DPR dan pembelaan DPR terhadap para koruptor.


Mendatangi para koruptor di Sukamiskin adalah wujud upaya pelemahan KPK. Bahkan pembubaran KPK adalah tujuan utama DPR. Orang waras mana pun akan tahu bahwa mengundang dan meminta pendapat para terpidana korupsi di Sukamiskin tentu menunjukkan upaya tersebut. Dipastikan nyanyian para koruptor yang dipenjarakan oleh KPK akan negative dan subyektif terhadap KPK.  Nyanyian Yulianis dan para koruptor tentu menyerang KPK.

Kini, Setya Novanto berada dalam posisi tersulit dalam sejarah. Kekuatan nyatanya kini sebagai manusia terkuat di Indonesia tengah diuji. Semua sumber daya akan dilakukan, mungkiin termasuk paling spektakuler adalah kooptasi terhadap peradilan. Jika hanya seorang Fahri Hamzah saja dimenangkan di pengadilan, apalagi manusia terkuat di Indonesia, Setya Novanto!

Namun, jika ditelisik, Setya Novanto – dan Golkar – dengan ditetapkannya menjadi tersangka, telah merusak citra Golkar secara keseluruhan. Novanto telah menjadikan Golkar sebagai the last bastion for his battle, alias benteng terakhir pertempurannya. Novanto pun didukung penuh oleh para pentolan Golkar. Kondisi ini secara nyata meruntuhkan nama Golkar, dan menjadikanyya sebagai pendukung korupsi.

Kini, pintu ditutup rapat dan hawa panas politik tengah terjadi di dalam tubuh Golkar. Kasus korupsi E-KTP akan membayangi semua partai. Simalakama mendukung Presiden Jokowi terjadi. Di lain pihak Presiden Jokowi bersikap tegas terhadap para pengkhianat dan musuh bangsa dan negara. Setya Novanto dan Golkar dibiarkan berada di dalam lumbung yang terbakar, baik di DPR, di internal Golkar, dan di masyarakat.

Terhadap FPI, GNPF, dan Islam Radikal

Meskipun di masyarakat tengah terjadi euphoria 212 dengan motor FPI, namun sesungguhnya mereka dipastikan tengah menggali kubur mereka sendiri. Pendanaan besar-besaran untuk gerakan kampanye dengan demo 212,  411, dengan dukungan SBY dan para kroninya – dengan pretext seolah mendukung Agus – telah berakhir.

FPI dan FUI yang bangkrut secara finansial dan politik, tengah berusaha menggalang dana. Maka gerakan FPI dan 212 berusaha membuat pasar berupa 212 Mart, dengan tujuan untuk menggalang kekuatan ekonomi berdasarkan sektarianisme dan intoleransi dengan menggemborkan sentimen keagamaan. Mart 212 ini dipastikan hanya akan menjadi Republika II – menggalang dana masyarakat tidak bertanggung jawab. Pun para pembeli mini market 212 yang berdasarkan euforia demo 212 akan menjadi target pemicingan warga masyarakat. Silent majority pun tak akan sudi berbelanja di sana. Gagal total upaya pengikut Islam radikal secara psikologis, finansial, ideologis dan politik.

Lebih lucu lagi, ada upaya memasarkan dan membangun apartment 212 di Bekasi dan Timur Jakarta yang seluruh penghuninya adalah para pendemo 212. Langkah ini menjadi lucu dan akan sangat seru karena kita akan menonton celana cingkrang, daster Arabia, dan kendaraan onta dalam satu tempat. Menggapangkan intelejen untuk memicingkan mata.

FPI dan Islam radikal dibiarkan berkeliaran dan saling membakar diri mereka, setelah pintu lumbung ditutup rapat. Pintu lumbung dan kran dana ditutup sehigga mereke terbakar dan saling cakar sendiri di dalam lumbung yang tidak ada padinya lagi.

Pun lumbung yang berisi SBY, FPI, Gerindra, partai agama PKS, gerakan Islam radikal, satu per satu akan tercerai-berai. Gerindra mulai merasakan kebakaran itu dan keluar dari Pansus KPK.

Cara Presiden Jokowi menutup pintu adalah dengan merangkul MUI, membentuk UKP Pancasila, menguatkan TNI-Polri, dan menggerakkan kesadaran berbangsa bagi rakyat Indonesia. Jargon politik Saya Pancasila, Saya Indonesia bergema melawan radikalisme dan musuh bangsa Indonesia.

Maka di dalam tubuh gerakan Islam radikal itu tengah terjadi kebakaran hebat yang akan menghanguskan mereka. Strategi membakar lumbung penuh tikus di dalamnya efektif membungkam musuh bangsa dan negara. Negara dan ormas tidak akan merangkul dan memelihara bahaya laten para penganut idelogi khilafah. (seword.com)
HALAMAN SELANJUTNYA:

iklan banner

Back To Top