Dia mengungkapkan, tahu kabar kematian sang suami dari petugas Polsek Babelan yang datang ke rumahnya pada malam hari sesaat kejadian. Dia bahkan terkejut, saat petugas kepolisian menjelaskan kematian sang suami. "Katanya suami saya meninggal dunia karena dikroyok soalnya mencuri amplifire," jelasnya.
Bahkan saat itu, Zubaedah sempat ditunjukkan barang bukti amplifire yang ditemukan di lokasi tempat suaminya dikeroyok massa. Sampai saat ini, kata dia, amplifire itu diamankan polisi di Polsek Babelan.
Ayah kandung Zubaedah, Pandi (40) menambahkan, saat kejadian Joya menggunakan motor sewaan seharga Rp 15.000 untuk mencari amplifire.
Motor yang disewa itu, kata dia, milik tetangga sekitar yang kemudian sekarang diamankan sebagai barang bukti. "Dia nggak punya sepeda motor, makanya nyewa motor warga sini sebesar Rp 15.000," kata Pandi.
Pandi berharap agar polisi bisa mengusut pelaku pembakaran hingga menewaskan Joya. Bila terungkap, dia meminta agar pelaku dijerat sebagaimana hukum yang berlaku.
"Saya sangat menyayangkan kejadian ini. Harusnya jangan langsung menuduh maling apalagi main hakim sendiri, tapi tanyakan dulu," ujar Pandi.
Kapolres Metro Bekasi Kombes Asep Adisaputra menyatakan, polisi bakal menelusuri pelaku pembakaran yang menewaskan Joya. Sebagai negara hukum, seharusnya kasus tersebut diserahkan baik-baik oleh aparat penegak hukum.
"Penyidik masih mendalami kasus ini untuk mencari tahu pelaku pembakaran itu," kata Asep. (tribunnews.com)
HALAMAN SELANJUTNYA: