-->

Jumat, 23 Februari 2018

Teror Kiai NU di Ponpes Kediri Hoax, Ini Cerita Sebenarnya


Dalang dugaan teror sejumlah ulama Pondok Pesantren Al - Falah Ploso Kediri akhirnya terungkap. Riyantono Gempol sebagai pelapor adanya kasus teror ulama tersebut ternyata merupakan dalang dari kejadian tersebut.

Warga asal Ngawi, Jawa Timur itu mengaku khilaf atas perbuatannya setelah sudah merekayasa teror para ulama Pondok Al-Falah Ploso Kediri. Pengakuan Riyantono tersebut diungkapkan dihadapan para ulama Ponpes Al-Falah Ploso Kediri.

"Saya menulis pernyataan ini, saya menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yaitu Polresta Kediri dan para ulama Ponpes Al-Falah Ploso Kediri. Perbuatan ini atas kekhilafan saya," ujarnya dihadapan media saat rilis di Ponpes Al-Falah Ploso Kediri, Senin (26/2/2018).

Dalam pernyataan yang ia buat menyebutkan, jika kronologi yang dilaporkan ke kepolisian merupakan kejadian tidak benar. Bahkan, sejumlah pengakuan jika dirinya sudah diancam tiga orang tak dikenal dengan menggunakan senjata tajam juga merupakan rekayasa belaka. "Semua kejadian yang saya laporkan tersebut adalah senyata-nyatanya tidak benar sementara laporan itu atas kekhilafan saya," tegasnya sambil menangis dan mengakui perbuatannya.

Sementara itu, ulama Ponpes Al-Falah Kediri, Ifatulah Toif menegaskan, jika pernyataan pelapor (Riyantono) yang sudah membuat resah masyarakat dan para santri pondok merupakan tidak benar. "Riyantono juga sudah mengakui dan itu memang tidak benar serta dilakukan secara spontanitas," kata ulama yang sering disapa Gus Toif.



Gus Toif menambahkan, seluruh ulama Ponpes Al-Falah Ploso Kediri juga berterima kasih pada jajaran kepolisian yang telah memberikan respon cepat atas laporan yang sudah diberikan Riyantono. "Yang jelas kami atas nama keluarga besar mendukung penuh kasus ini untuk diselesaikan. Dan kami sudah sepakat karena kekhilafan beliau, kami tidak akan menuntut secara hukum karena beliau memang tidak memiliki niat seperti itu. Kita tegaskan untuk saat ini situasi pondok sudah kondusif," tegasnya.

Selain itu Gus Toif juga menegaskan status Riyantono Gempol yang sempat dikabarkan merupakan khodam kiai pondok adalah salah. Riyantono sendiri sebenarnya hanya pengunjung dan bukan santri maupun alumni pondok. "Saya tegaskan kebetulan beliau (Riyantono) ini sedang berkunjung di rumah salah satu ulama pondok Al-Falah Ploso. Artinya beliau ini bukan alumni maupun santri pondok. Saat kejadian itu sendiri beliau mengaku spontanitas dan mengada-ada hal yang mungkin diluar kendalinya," tandasnya.

Dalam konferensi pers ini dihadiri para gus Ponpes Al Falah. Diantaranya, Gus Reisy (putra Gus Tajud), Gus Makmun (Ketua PCNU Kabupaten Kediri, Gus Thoif, Gus Kautsar, dan Gus Fahim.

Seperti diberitakan sebelumnya, teror penyerangan kiai di Ponpes Al Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, terjadi Senin (19/2/2018) lalu. Riyantono Gempol mengaku, sore itu Senin (19/2/2018) dia sedang berkunjung sebagai tamu ke Ponpes Al Falah Ploso untuk menemui salah seorang kiai.

Dia mengarang cerita bohong kepada pihak keamanan pondok, bahwa baru saja didatangi tiga orang pria berbadan kekar. Dua diantara pelaku melumpuhkannya dengan cara menodongkan pisau dan menarik tangannya ke belakang. Sedangkan satu pelaku mengawasi.

Para pelaku mencari salah satu kiai untuk dibunuh. Tetapi, tiba-tiba pelaku mengibaskan sapu tangan ke arah Riyantono, sekejap mereka menghilang. Keterangan palsu ini ternyata juga disampaikan Riyantono saat di BAP (Berita Acara Pemeriksaan) oleh pihak kepolisian.

Akibat keterangan palsu Riyantono Gempol ini, pihak keamanan ponpes akhirnya mengamankan salah seorang pria yang kebetulan ingin bertemu dengan kiai. Pria tersebut adalah Abdul Azis, asal Situbondo. Penangkapan Azis ini menjadi viral karena foto - fotonya dikirimkan ke berbagai media sosial. 
HALAMAN SELANJUTNYA:

iklan banner

Back To Top