Aktivis kemanusiaan Ratna Sarumpaet mengomentari protes sejumlah pihak terhadap kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno menutup Jalan Jatibaru untuk PKL berjualan.
Ratna menduga, yang melayangkan protes adalah orang-orang memiliki kepentingan dan mungkin tidak mewakili warga atau pihak yang dirugikan dari penutupan Jalan Jatibaru.
"Iya nggak apa-apa (ada protes). Itu tantangan (buat Anies-Sandi). Yang ribut-ribut itu mungkin sisa masa lalu," kata Ratna kepada NNC di Jakarta, Kamis (8/3/2018).
"Jadi yang aku mau katakan orang-orang yang ribut-ribut itu bisa saja orang-orang suruhan belum tentu untuk kepentingan orang-orang yang memang menjadi teralihkan akibat penutupan jalan tersebut," ujarnya.
Pasalnya, lanjut ibu dari artis cantik Atiqah Hasiholan ini, Anies-Sandi baru menjabat sebagai pemimpin ibukota, jadi harusnya diberi kesempatan untuk menuntaskan apa yang menjadi program kerja mereka.
"Kasih waktu, baru 100 hari ribut amat. Mereka (Anies-Sandi) itu menggerakkan sana sini itu nggak mudah juga, bukan mereka mau juga ngotot ngotot-ngototan, tapi kita lihat juga, apa sih, ujungnya ini apa," ucap Ratna.
"Jadi apa yang dilakukan (Anies-Sandi) saya pikir rakyat Jakarta harus sabar, karena ada yang harus diselesaikan," jelas wanita yang juga berprofesi sebagai seniman ini.
Sebelumnya diberitakan, kebijakan Anies menutup Jalan Jatibaru, Tanah Abang dan dijadikan lokasi berjualan PKL, menuai kritik dari beberapa pihak karena dianggap melanggar sejumlah aturan.
Adapun sejumlah aturan yang diduga dilanggar Anies, yakni, pertama, Pasal 25, 27, 61 Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.
Kedua, Pasal 25, 28 dan 275 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Ketiga, Pasal 63 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
Sejumlah aksi unjuk rasa digelar, baik itu oleh warga yang bermukim di kawasan tersebut, hingga sopir angkot yang beroperasi di kawasan Pasar Tanah Abang yang merasa dirugikan dengan kebijakan Anies.
Tak hanya itu, PKL di wilayah lainnya juga sempat meminta diistimewakan seperti PKL Tanah Abang yang difasilitasi berjualan di badan jalan.
DPRD DKI juga tidak tinggal diam. Mereka mengkritik kebijakan Anies dalam menata Tanah Abang. Hingga berencana menggunakan hak interpelasi untuk meminta penjelasan Anies yang mengizinkan PKL berjualan di badan jalan.
Terakhir, Anies dipolisikan oleh Cyber Indonesia terkait kebijakan tersebut. Dan mantan Rektor Universitas Paramadina itu juga disomasi oleh sopir angkot Tanah Abang. Mereka meminta Jalan Jatibaru kembali dibuka untuk umum.(netralnews.com)
HALAMAN SELANJUTNYA: