Tokoh Front Pembela Islam (FPI) Habib Novel Chaidir Bamukmin mengungkapkan jika komunikasi yang mereka bangun dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo soal beberapa permasalahan yang terjadi di bangsa ini menemui jalan buntu, maka mereka siap melakukan tindakan-tindakan selanjutnya.
Novel mengungkapkan hal tersebut terkait pertemuan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) dengan Presiden Joko Widodo pada Minggu (25/6/2017).
"Kalau sudah punya kejelasan, kalau memang masih mengkriminalisasi ulama, aktivis, dan sebagainya, artinya memang sudah buntu komunikasi yang kita bangun. Kita siap melakukan yaitu tindakan-tindakan berikutnya," kata Habib Novel kepada Netralnews.com, Kamis (29/6/2017).
"Jadi kita memastikan langsung kepada RI 1 bahwa permasalahan kita seperti ini," ujar Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) yang juga merupakan tim advokat GNPF-MUI itu.
Meski begitu, Habib Novel tidak menjelaskan secara detail langkah-langkah seperti apa yang akan diambil jika pihaknya dan pemerintah tidak memiliki titik temu. Namun ia menyebut, Imam Besar FPI Habib Rizieq dari Yaman berpesan agar mereka tetap berjihad lewat media, politik, dan hukum.
"Beliau meminta kita untuk menahan diri dan menjaga kondusivitas negara ini dan jangan mudah terpancing. Tapi tetap kita melakukan jihad di media, jihat di politik, dan jihat di hukum," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, pada lebaran pertama, Minggu (25/6/2017), Presiden Joko Widodo menerima tujuh pimpinan GNPF-MUI di Istana Negara.
Dalam pertemuan itu hadir Ketua GNPF-MUI Ustadz Bachtiar Nasir dan Wakilnya Zaitun Rasmin. Keduanya didampingi M Kapitra Ampera, Yusuf Matra, Muhammad Lutfi Hakim, Habib Muchsin, dan Deni.
Sedangkan Presiden Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto.netralnews.com
HALAMAN SELANJUTNYA: