Akibat menyamakan Habib Rizieq Shihab dan Ahok, Ketua Progres 98 Faizal Assegaf akhirnya harus menerima keputusan Presidium Alumni 212 yang menonaktifkan dirinya.
Penonaktifan Faizal sebagai pengurus sekaligus pendiri Presidium Alumni 212 itu terkait pernyataannya dalam sebuah diskusi.
Dalam diskusi tersebut, Faizal mengatakan bahwa Rizieq Shihab perlu belajar dari jiwa kenegarawan dan ksatria Ahok dalam menghadapi masalah hukum.
Faizal sendiri mengaku dapat memahami reaksi sporadis dari para loyalis Rizieq itu.
“Namun mereka tidak bisa membantah substansi serta fakta bahwa Rizieq dan Ahok sebagai warga negara di hadapan hukum setara,” tutur Faizal kepada Kantor Berita Politik RMOL (grup pojoksatu.id), Senin (19/2/2018).
Hanya saja, ia menyesalkan keputusan itu diambil tanpa bertabayyun.
“Biarkan publik yang menilai bahwa Rizieq dan Ahok seolah tidak boleh diposisikan setara di mata hukum,” ucapnya.
Namun sebagai salah satu pendiri Presidium Alumni 212, Faizal memastikan bahwa dirinya akan terus bersuara kritis, merdeka dan konsisten mendorong gerakan Bela Islam.
Caranya, yakni melalui jalan superdamai serta menentang segala bentuk pendekatan radikalis, kemunafikan, anarkis maupun intoleran.
“Rizieq dan semua elemen 212 mesti konsisten serta istiqomah membawa umat dalam gerakan Bela Islam yang superdamai dalam menyuarakan nilai-nilai Islam dan upaya perjuangan penegakkan hukum,” tegasnya.
Faizal mengingatkan, ulama akan dinilai dari ucapan, sikap dan perbuatannya.
Kalau tidak konsisten dengan prinsip perjuangan Bela Islam yang superdamai dan anti diskriminasi, ia khawatir akan membuat umat kecewa, kehilangan simpati serta dukungan yang luas.
“Ciri ulama sebagai pewaris Nabi adalah sabar, taat hukum, penuh kasih sayang, lembut dan mengedepankan akhlak dan kemanusiaan. Ulama yang demikian sejalan dengan spirit Bela Islam yang superdamai,” terangnya.
Kalau mulai menyimpang dan ingkar janji dengan prinsip Bela Islam yang superdamai, menurut dia, wajib diluruskan agar umat tidak terjebak dalam polarisasi politik sporadis berjubah agama.
“Sejauh ini, menurut saya, Rizieq sangat berjuang keras untuk memastikan semua yang diperjuangkan bersandar pada komitmen kejujuran dan superdamai,”
“Namun sikap itu akan dinilai secara jernih dan jujur oleh publik,” pungkas mantan aktivis mahasiswa 98 itu.pojoksatu
HALAMAN SELANJUTNYA: