Menanggapi kritik Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi, Johan Budi, menyatakan tak ada hal yang istimewa dalam penyambutan Direktur Pelaksana International Monetary Fund Christine Lagarde.
"Penyambutan IMF biasa saja, proposional," kata Johan Budi dalam pesan singkatnya kepada Tempo, Rabu, 28 Februari 2018.
Johan Budi menanggapi pernyataan Fadli Zon, yang menyebut penyambutan petinggi IMF seperti menyambut kedatangan seorang raja. Menurut Johan Budi, dalam penyambutan Christine, Presiden bahkan mengajaknya blusukan. "Presiden mengajak blusukan ke Tanah Abang, pasar rakyat, untuk melihat UKM. Di mana letak kayak rajanya?" kata dia.
Fadli Zon sebelumnya menyatakan bahwa penyambutan Christine Lagarde seperti sedang kedatangan raja. Padahal, kata Fadli, kebijakan Dana Moneter Internasional pernah menghancurkan sendi-sendi perekonomian Indonesia pada 20 tahun lalu.
"Padahal, awalnya muji-muji seperti sekarang, mengatakan fundamental ekonomi kita kuat. Bahkan oleh World Bank, kita disebut East Asia Miracle. Tahu-tahu terjadi krisis," kata Fadli di kompleks DPR, Jakarta, pada Selasa, 27 Februari 2018.
Fadli menuturkan, dia merupakan salah satu orang yang mengkaji secara akademik bahwa IMF adalah institusi biang kerok dari krisis yang terjadi di dunia. Karena itu, ia menganggap penyambutan Christine oleh pihak Istana terlalu berlebihan.
"Di pemerintahan Jokowi kok IMF diberi karpet merah dan mengeluarkan Rp 1 triliun untuk pertemuan mereka. Memangnya negara ini EO (event organizer) apa? Kan bukan. Jadi seharusnya itu dibatalkan saja dan satu triliun ini digunakan untuk yang lain," ujar Fadli Zon.
Fadli: Seperti Kedatangan Raja
Penyambutan pemerintah saat kedatangan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde ke Indonesia dikritik Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Menurutnya, hal tersebut berlebihan.
"IMF ini kok dibuat seperti kedatangan raja gitu lho. Padahal IMF ini adalah institusi yang menghancurkan negara kita 20 yang lalu," ujar Fadli di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Fadli menilai berbagai kebijakan IMF merugikan Indonesia. Mengapa?
"Kebijakan-kebijakan IMF ketika itu merusak sekali sendi-sendi ekonomi kita, padahal awalnya muji-muji, seperti sekarang yang mengatakan fundamen ekonomi kita ini kuat dan sebagainya. Bahkan kita oleh World Bank dikatakan itu East Asian Miracle, tahu-tahu terjadi krisis," imbuhnya.
Kedatangan IMF pada Senin (26/2), diklaim Fadli, menelan anggaran hingga Rp 1 triliun. Ia pun menilai pemerintah seperti event organizer (EO) dalam penyambutan itu.
"Kok sekarang di era pemerintahan Jokowi kok IMF diberikan satu karpet merah dan kita mengeluarkan dana hampir Rp 1 triliun untuk pertemuan mereka. Memangnya kita ini negara EO apa event organizer? Kan bukan," jelasnya.
Jokowi mengajak Lagarde blusukan ke Pasar Tanah Abang.Jokowi mengajak Lagarde blusukan ke Pasar Tanah Abang. (Rengga Sancaya/detikcom)
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Christine Lagarde pada Senin (26/2). Setelah pertemuan tertutup di Istana Merdeka, Jokowi sempat mengajak Lagarde ke sejumlah tempat, di antaranya blusukan ke Pasar Tanah Abang dan mengunjungi RS Pertamina, Jakarta Selatan.(tempo & detik)
HALAMAN SELANJUTNYA: